Senin, 07 April 2014

MODUL BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS X ( Semester I)


MODUL BAHASA INDONESIA
BERKOMUNIKASI DENGAN BAHASA INDONESIA SETARA TINGKAT SEMENJANA
UNTUK KELAS X ( Semester I)







OLEH: Dra. ISMIYATI

SMK IPTEK JAKARTA
JALAN RAYA PULOGEBANG NO.99
JAKARTA TIMUR
2011-2012
Standar Kompetensi               :Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana
Kompetensi Dasar                 :1.1Menyimak untuk memahami lafal tekanan,intonasi dan jeda
                                                      yang lazim /baku dan yang tidak.
Sumber                                   : BSE
Waktu                                                : 6 Jam
Indikator                   
 - Reaksi kinetik (menunjukkan sikap memerhatikan, mencatat) terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
   yang lazim/baku dan yang tidak
- Komentar atau ungkapan lisan terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang
   tidak.

A. Tujuan Menyimak.
Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mempelajari aspek-aspek bahasa meliputi hal-hal berikut.
a. Pengenalan dan pemahaman tentang unsur-unsur bunyi dan hal yang membentuknya seperti
    alat ucap yang disebut dengan ilmu fonetik dan fonemik.
b. Proses pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan unsur-unsur kalimat.
c. Pembagian kosa kata dan hal yang menyangkut makna.
d. Makna kata berdasarkan situasi dan konteks pemakaiannya.
e. Makna budaya yang tercakup dan tersirat dalam suatu pesan, dan sebagainya.
B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
1. Lafal
     Abjad bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf.Dalam abjad itu terdapat 21 huruf konsonan
     dan 5 huruf vokal.
Perhatikan pelafalan abjad berikut :
Huruf     Dibaca
Huruf     Dibaca
Huruf     Dibaca
A a         a
J j            j
S s          es
B b         be
K k         k
T t           t
C c         ce
L l           el  
U u         u
D d         de
M m            em
V v         fe
E e          e
N n          en
W w       we
F f          ef
O o         o
X x         eks
G g        ge
P p         pe
Y y         ye
H h        ha
Q q        ki
Z z          zet
I 1          I
R r         er


          Di samping deretan abjad di atas terdapat pula bentuk fonem kh,ny,dan sy,yang dilafalkan sebagai satu bunyi dan nk yang dilafalkan sama dengan fonem ng pada kata bank atau sanksi.(Gabungan konsonan / diagraf ).Selain gabungan konsonan ,dalam bahasa Indonesia terdapat pula gabungan vocal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran w atau y,yang disebut diftong.
Unsur bahasa yang terkecil berupa lambang bunyi ujaran disebut fonem. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonologi atau fonemik. Fonem dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dikenal dengan artikulasi. Dalam bentuk tertulisnya disebut huruf. Lambang-lambang ujaran ini di dalam bahasa Indonesia terbagi dua, yaitu vokal dan konsonan. Cara mengucapkan lambang-lambang bunyi ini disebut dengan lafal. Jadi lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambanglambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya.
Contoh diftong:
a. Diftong/ai/dalam kata ,seperti:
    /ngarai/dilafalkan /ngaray/
    /pantai/dilafalkan /pantay/
    /santai/dilafalkan /santay/
b. Diftong /au/dalam kata seperti:
   /limau/dilafalkan /limaw/
   /harimau/dilafalkan /harimaw/
   /pulau/dilafalkan /limaw/
c. Diftong /oi/dalam kata,seperti:
    / amboi/ dilafalkan /amboy/
    / sepoi / dilafalkan /sepoy/
   /boikot/ dilafalkan/ boykot/
            Akan tetapi,jika deret vocal /ai/,/au/,dan /oi/dilafalkan persiss sama dengan aslinya maka gabungan vokal tersebut bukan diftong.Contoh:/ai/,/au/,dan /oi/yang bukan diftong adalah sebagai berikut:
a. / warnai/ diucapkan /warnai/
b. /main/ diucapkan/main/
c. /bau/ diucapkan/mau/
d. /koin/ diucapkan /koin/
e. / heroin/ diucapakan /heroin/
            Adapun khusus kelompok vokal yang terdapat fonem/e/yang dilafalkan dalam tiga bunyi,seperti pada kalimat “Ibu membeli temped an jenkol”.fonem /e/ dilafalkan:
a. (e) dalam kata tempe disebut e biasa
b. (ə ) dalam kata membeli disebut e lemah
c. (ε ) dalam kata jengkol disebut e terbuka

Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan
menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i , u,e,o).Misalnya,,
fonem / a / dilafalkan [ a ]
fonem / i / dilafalkan [ i ]
fonem / u / dilafalkan [u ]
fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε] atau e lebar
Contoh pemakaian katanya;
lafal [ e ] pada kata < sate >
lafal [ə ] pada kata < pəsan >
lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k >
fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar.

Contoh:
-- huruf c dilafalkan ce bukan se,
-- huruf g dilafalkan ge bukan ji
-- huruf q dilafalkan ki bukan kyu
-- huruf v dilafalkan fe bukan fi
-- huruf x dilafalkan eks bukan ek
-- huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi : Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]

2. Tekanan
            Di samping unsur segmental ,seperti fonem,bahasa Indonesia juga memiliki unsur suprasegmental yang terdiri atas tekanan ,intonasi/nada dan jeda.Dalam suatu kata atau tersebut dapat dilakukan dengan cara memperpanjang pengucapannya,meninggikan nada,atau dengan memperbesar tenaga dalam ucapan ( intensitas ).Gejala ini disebut dengan tekanan.
            Tekanan umumnya diberlakukan pada tataran suku kata,kata dan kelompok kata ( frasa ).
Tekanan secara tertulis biasanya ditandai dengan lambing aksen ( , ) di atas suku kata yang mendapatkan tekanan.
Tekanan pada huruf atau suku kata dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna.Tekanan lazim dilakukan pada sebuah kata atau frasa sebagai tanda bahwa kata tanda frasa tersebutlebih dipentingkan.Tekanan seperti ini umumnya disebut aksen.Aksen bukan saja berupa keras lembutnya suara,melainkan juga panjang pendeknya atau tinggi rendahnya suara.Dengan pola nada sebuah kata atau frasa akan tampak lebih menonjol daripada pengucapannya kata yang lainnya.

Contoh penggunaan tekanan:
a. Ahmad membaca majalah di kamar.
   ( Orang yang membaca majalah ialah Ahmad,bukan orang lain )
b. Ahmad membaca novel di kamar
   ( Ahmad membaca majalah,bukan menulis )
c. Ahmad mebaca majalah di kamar
   ( Sesuatu yang dibaca Ahmad majalah ,bukan surat )
d. Ahmad membaca majalah  di kamar
   ( Ahmad membaca di kamar,bukan di ruang tamu )

Contoh penggunaan pola tekanan:
1. Adi membeli novel di toko buku.
    (yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
2. Adi membeli novel di toko buku.
   (Adi membeli novel, bukan membaca)
3. Adi membeli novel di toko buku.
   (yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)
4. Adi membeli novel di toko buku.
  (Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)

3. Intonasi
            Intonasi adalah naik turun atau tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.Intonasi sangat penting dalam bernyanyi,membaca puisi,ataupun dalam berbicara.Intonasi pada kalimat menandakan cirri-ciri sebuah kalimat.Jika kalimat diucapkan dengan intonasi menurun memberikan arti pernyataan ,sedangkan intonasi menarik memberikan arti pertanyaan.Intonasi merupakan perubahan titik nada.Intonasi merupakan perubahan titik nada.Intonasi lazim dinyatakan dengan angka 1,2,3,dan 4.Angka 1 melambangkan titik nada paling rendah,sedangkan 4 melambangkan titik paling tinggi.

4. Jeda
            Dalam tataran bahasa ,terdapat juga kesenyapan atau jda.Jeda menandakan batasan anatrbagian,seperti kata,frasa,atau klausa.Jeda biasanya ditandai dengan adanya spasi atau dilambangkan dengan garis miring (/),tanda koma (,),tanda titik koma (;)tanda titik dua (:),tanda hubung (-) dan tanda ( _ ).
            Jeda yang berada di awal dan akhir kalimat ditandai dengan palang (#).Selain berfungsi menandai batasan ujaran,jeda juga dapat membantu memahami ketepatan pesan atau informasi bagi penyimak,dapat membedakan makna.
Untuk lebih jelasnya,perhatikan contoh kalimat di bawah ini :
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
   (yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
   (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
   (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Kalimat di atas dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya:
a. Menurut laporan /Bapak kepala sekolah Farhan / orang yang baik.
    ( Berdasarkan penekanan di atas yang baik ialah Bapak kepala sekolah Farhan ).
b. Menurut laporan bapak /kepala sekolah farhan /orang yang baik.
    ( Berdasarkan penekanan di atas yang melaporkan ialah Bapak )
c. Menurut laporan bapak kepala sekolah / Farhan /orang yang baik.
   ( Berdasarkan penekanan di atas yang melapor ialah Bapak kepala sekolah dan orang yang
      Baik ialah Farhan )

C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pedoman yang digunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Bahasa yang tidak mengikuti kaidah kaidah bahasa Indonesia disebut bahasa tidak baku.
Fungsi bahasa baku ialah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, dan kerangka acuan. Ciri-ciri ragam bahasa baku, yaitu, sebagai berikut.
1. Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis, dan forum-forum resmi seperti seminar atau
    rapat.
2. Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan aturannya tetap dan tidak dapt berubah.
3. Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa yang lain
    mengungkapkan penalaran yang teratur.
4. Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan bahasa bukan penyamaan ragam bahasa,
    melainkan kesamaan kaidah.
5. Dari segi pelafalan, tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau asing.

Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini.
telur -------- telor
kursi -------- korsi
lubang -------- lobang
kantung -------- kant ng
senin -------- sənεn
rabu -------- rebo
kamis -------- kemis
kerbau -------- kebo, dan lain sebagainya.
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2. Sebutkan 4 hal yang menjadi tujuan mengenal unsur-unsur bahasa dalam menyimak!
3. Apa yang dimaksud dengan lafal?
4. Apa yang dimaksud dengan diftong? Contohnya?
5. Buatlah kalimat dengan gabungan vokal yang bukan diftong!
6. Apa yang dimaksud dengan tekanan?
7. Buatlah kalimat yang menggunakan kata dengan lafal tidak baku sebanyak 2 buah!
8. Buatlah kalimat dengan menggunakan diftong /ai/ 3 kalimat?
9. Sebutkan ciri-ciri bahasa baku!
10. Buatlah jeda yang tepat pada kalimat di bawah ini sehingga terdapat perbedaan pengertian.
   - Menurut Ibu Tanjung Sari memang anak yang rajin.


0 komentar:

Form Title
This is your form description. Click here to edit.